Senin, 22 Juni 2009

Kutuliskan puisi

Segala sakit,
Kata gadis itu diderita
Untuk kekasihnya

Segala tawa,
Kata gadis itu dipersembahkan
Untuk kekasihnya

Segala dera,
Kata gadis itu ditanggung
Untuk bukti cintanya

Segala bohong,
Hanya milik gadis itu
Karena cinta bukan hanya memberi

Asmara Letizia


Mereka
yang katamu teman biasa
(dan aku percaya itu)
kau dekati, kau ajak bicara
kau rangkul, tertawa bersama

Aku
yang (dulu) katamu istimewa
tak pernah kau dekati
tak pernah kau sapa

Kenapa ?
kenapa kita tak bisa dekat
seperti dulu lagi
sebelum ku ucapkan pernyataan itu ?

Kenapa ?
bukankah semua sudah jelas
apa yang dulu ada di antara kita
seperti yang kau bilang sendiri ?

Kalau tahu begini
sakit yang kurasa
yang jauh lebih sakit
dari perpisahan

Kalau tahu begini
tak kujawab pertanyaanmu dulu
tak kugubris perhatianmu dulu
tak kipikirkan semua itu dulu

Kalau tahu begini
Aku tak ingin mengenalmu !!

MaunyA Begini


Sajak Julia Hardy

maunya begini,
kau putuskan pacarmu lalu kau pacaran denganku,
aku putus dengan pacarku lalu pacaran denganmu.
tapi,
pacarku itu temanmu.
lalu kamu harus bilang apa sama dia?
alasan apa yang paling tepat?
jatuh cinta dengan tibatiba?
Yang benar sajalah.
garagara aku nanti kamu gontokgontokan dengan pacarku.
sekarang begini aja,
mana yang lebih penting, cinta kita,
persahabatan kalian, persahabatan kita?
maunya begini,
kita tak pernah saling jatuh cinta.
udah terlambat ya?

june 16.02


I-L-U


kutuliskan di atas pasir
kira-kira tak tersapu ombak

"Yun... ILU"

tapi ombak tetap datang
membawa serta pasir dan tulisan

aku tersenyum
"Bukan seperti ini rindu dan cintaku padamu"

O, Dinda...Aku Ini Cuma Seorang Lelaki


Sajak Pulung Ria

Butiran airmata terinfeksi cinta
menggulir jatuh satu-satu mengotori pipi lelaki.
Cengeng! rintihnya.
Semakin diusap semakin deras semakin basah membanjir.
Cengeng? tanyanya.

Tes…tes…tes…

Setitik sombong yang tua, lelah dan terluka, duduk di sudut hati kecilnya.
Tapi aku bukan banci! teriaknya.

Memang bukan, kanda!
engkau hanya seorang laki-laki…

(LeBul, 07.06.02)


Ramai nian burung walet di pagi ini
Nan bercuat-cuit beterbangan
Di bawah jembatan, di pucuk sungai enim
Masih pagi, masih sepi
Aakh... andai aku punyo sayap
Aku nak melok kamu
Melintas dan meyambar-nyambar bayangan di banyu
Sekali-kali mengangkaso dan melewati jembatan besi
Tentu seneng nian hati ini
Dan kalo kamu ngerti bahasoku:
"Hai kanceku..... aku sedang merindu"

INGIN SEPERTI MALAM


Chill, is it something real ? Or the magic I am feeding off your fingers (Come Undone - Duran Duran)

Cepat bisikkan padaku cerita lain
seperti yang nampaknya selalu kau jujurkan
pada yang membawamu :
Angin.

Meski selinap itu terus mencegahmu
untuk berterusterang
ketika kau isyaratkan bahwa
kabut gunung telah turun bersama hujan
Kukira itu cerita sedih
ketika kau tak juga menyahut

Kalau begitu cepat katakan
mengapa kau terlalu dekat bersarang
di peraduan di mana kupikirkan letaknya maut
Jangan melawan ... !

......................

Aku ingin seperti malam
Yang tak pernah bertanya
atau memaksa

22 Januari 1999


CATATAN HARIAN SEORANG PENYAIR


di negeriku lelaki tak patut menitikkan air mata
hanya perempuan boleh bersedih dan menangis
lelaki adalah serdadu: baja yang ditempa di atas api
keras dan padat dan kejam menggenggam hidup
tak ada sepetak ruang dan sejenak waktu untuk bertanya
tentang sesuatu yang sederhana
segalanya telah selesai
dalam kitab kalah atau menang
di negeriku lelaki tak patut menitikkan air mata:
aku pun pergi
ke negeri puisi
di mana kegembiraan dan kesedihan
keraguan dan cinta

tak ditampik atau menampik
----Serang, 1998

"I might"


by Usman Maine


You may think I've lied to you
You may think I've told you the truth
You may think I hate you
You may think I love you

Honey
Let it be
Believe what you want it to
Let's me do what I've got to do
It's not an easy decission
And, I might be wrong about the reason
Yet,
It's the best thing for us to happen

Orono, Fall 1999


"The Jewel of my Heart"


by Usman Maine


I came here standing before you to testify
That no matter how cruelly you've made my heart torn apart
I still love you
I did love you, I still do, and I always will

Here I brought it to you
The old saying you carved onto the wooden statue
It says:
"Women always give and forgive,
Men always get and forget"
But,
You knew that's not always true
You cheated on me when I trusted my life in you
Having no reasonable explanation for doing the unthinkable
You fabricated the alibi
You said, you'd got tired of this never ending journey
When in reality we've just begun to reach our destiny

Oh the jewel of my heart,
You'd got to have faith, deep inside your heart
That I would never let our dream fall apart
I forgave you
And, I still have faith in you
Together, we're ganna make our dream come true
Orono, October 17, 2000

Cerita tentang kamu

Cerita tentang kamu
adalah cerita tentang mata air
Yang lamat lamat susuri lembah bukit hingga bibir pantai
yang menghampar permadani hijau dan jejak pelangi sepanjang lalunya
adalah cerita tentang gulita yang jelajahi punggung malam
mencari binar bintang dan senyum purnama yang resap pada wajah angkasa
adalah cerita yang dibawa angin sampai jauh ke hulu
hingga beriak embun diatas rumput yang masih nyenyak berselimut kabut
adalah juga cerita tentang hati pada suatu sepi
yang dirantai pada sunyi dan terbungkam bersama bisu
adalah cerita cerita tentang kamu
tergores pada lembar catatan
sepanjang waktu

Sumber: Mail list Puisi Kita

PENGEMBARA

by Heriansyah Latief

puluhan tahun di negeri orang,
sendiri, memuja sunyi,
kini ada diantara keramaian pasar malam!
inilah sirkus kehidupan.
panjang ceritanya,
kawanku o penyair seratus puisi,
ajarkanlah hamba yang hina ini,
nilai cinta tak bisa diukur dari nasib baik,
padahal malam berjanji akan memberkati,
tapi duri dan beling berserakan di jalan yang akan kulalui.

hl, jkt, 28/11/2002


Adiktif

by Heriansyah Latief

pada mulanya sepotong mimpi,
setelah itu realitas ganas, sepi.
akhirnya, cumbuan sang angin membelai hati yang haus akan cinta yang membara,
bakar, bakarlah ilusi, kembali jadi mimpi.
pada mulanya kita hanya bersahabat,
dan tiba-tiba (abrakadabra!) muncul benih kasihsayang,
rindu pun merajalela,
tanpa rasa iba membantai perasaan kita, pedih. sedih.
hidup tanpa cobaan, rasanya kurang seru!
jadi, jalani saja jalan yang kita pilih,
jangan melihat kebelakang.
jakarta, 16/12/02


Netto 19 Liter

by Heriansyah Latief

depok-manggarai,
dalam gerbong kereta rakyat,
kulihat pengamen cilik menabuh gendang bekas botol aqua,
menjeritkan nyanyian hidup orang yang kalah, hampa, pada reformasi kita hanya menuai generasi baru ahli korupsi.

siapa itu pengemis yang berjalan dengan tongkat?
kaki kirinya dibungkus perban, berdarah,
menebarkan bau daging busuk,
semua orang menahan napas, tak ada yang memberi sedekah,
mungkin karena hawa busuk dari kaki yang terinfeksi itu,
hati kita pun ikut membeku, pilu?
jakarta, 16/12/2002


"Iri bernafsu dengki"


by Heri Latief


debur ombak menerjang karang,
menyisakan buih putih,
berkejaran dengan ilusi malam ini.
nikmati angin membelai angan-angannya melayang ke tempat yang diingini,
disana dibalik awan, sembunyi dari rasa iri dan dengki.
kisah manusia penuh dengan warna gelap jalusi,
sinar matahari pasti menembus jiwa-jiwa yang bermental sirik,
tipikal orang yang tak pernah mau mengakui kekurangannya,
yang terlihat di kaca adalah dirinya,
berjubah imajinasi palsu kedodoran,
lambang dari "kebesaran" hati yang kecil, nyali kecil.
kisah ini bukan sekedar cerita pengantar tidur,
tapi harus kita akui ada kenyataan yang menghantui kita,
perasaan iri bernafsu dengki!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar